Minggu, 02 Desember 2012

PRAKTIKUM 4 PERANGKAP HAMA (LIGHT TRAP)



I.                    PENDAHULUAN
Perangkap adalah tempat atau alat yang digunakan untuk menangkap hama yang diberi umpan. Pengendalian hama terpadu merupakan pengendalian dengan cara meminimalisir penggunaan pestisida kimia. Pengen dalian hama yang ramah lingkungan dapat dikendalikan dengan pengendalian fisik dan mekanik . salah satu pengendalian fisik dapat dilakukan dengan cara penggunaan lampu perangkap, sedangkan pengendalian mekanik dapat dilakukan memasang perangkap yang diberi zat-zat kimia yang dapat menarik atau melekatkan maupun yang membunuh hama. Umumnya serangga tertarik dengan cahaya,warna, aroma makanan atau bau tertentu . serangga tertentu juga lebih tertarik  terhadap warna . warna yang disukai serangga biasanya warna-warna kontras seperti warna kuning cerah. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan perangkap adalah sebagai berikut : ukuran atau jenis serangga yang akan ditangkap, kebiasaan keluar : siang atau malam hari, stadium perkembangan serangga, makanan kesukaannya, warna kesukaannya , kekuatan atau kemampuan hama untuk berinteraksi terahadap jerat dan cara terbang hama .
·         Tujuan Praktikum
Dalam praktikum ini mahasiswa dilatih untuk membuat dan mengaplikasikan perangkap hama berupa perangkat warna, aroma, dan cahaya . selain itu mahasiswa diharuskan mengawasi atau mengontrol penangkapan secara teratur . dengan perangkap hama kita dapat melihat perkembangan populasi hama .
·         Manfaat Praktikum
Manfaat dalam praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan perangkap hama secara langsung .
·         Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Praktikum
Lokasi dalam pengerjaan praktikum ini bertempat di kawasan lahan jagung jalan soekarnao hatta , Cibiru, Kota Bandung . Pada tanggal 01, 03, dan November 2012

II.                  POKOK BAHASAN
Setelah menyelesaikan praktikum, mahasiswa mampu merakit perangkap hama dan pengaplikasikan serta dapat menganalisis atau mengamati  jenis hama yang dapat masuk ke dalam perangkap tersebut .


III.                LOKASI PRAKTIKUM
Lokasi dalam pengerjaan praktikum ini bertempat di kawasan lahan jagung jalan soekarno hatta , Cibiru,  Kota Bandung . Pada tanggal 01, 03, dan 08 November 2012
IV.               BAHAN DAN ALAT (Light Trap)
Bahan dan Alat
1.      Lampu Pantromaks
2.      Wadah besar
3.      Air
4.      Deterjen
5.      3 buah patok bambu

·         Prossedur Pelaksanaan Praktikum
1.      Buat 3 patok bambu membentuk segitigaa, gantung lampu pantromaks di tengah-tengah bambu yang bersinanggungan
2.      Buat segitiga kecil yang dipasang ditengah-tengah bambu penyangga utama
3.      Simpan wadah besar diatas segitiga ersebut kemudian diisi air 1/3 wadahnya dan dicampur dengan minyak
4.      Simpan perangkap pada lahan yang akan diamati pada malam hari.
5.      Amati selama 1 minggu hama yang terperangkap oleh perangkap ini dan analisis jenis hamanya.

V.                 HASIL PENGAMATAN
Pengamatan Pertama pada tanggal 01 November 2012
                   
Jenis Hama
1.      Lege = 9
2.      Belalang = 3
3.      Kungkang = 1
4.      Kupu-kupu= 3
·         Besar 1
·         Kecil 2
Pengamatan ke dua pada tanggal 03 November 2012

Jenis Hama
1.      Lege = 7
2.      Ngengat =1
3.      Laba-laba = 1
Pengamatan ke tiga pada tanggal November 2012
Jenis hama
1.      Lege = 3
2.      Kupu-kuu=1
3.      Kecoa = 3

VI.               PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dengan menggunakan perangkap hama ligth trap. Light trap yaitu suatu perangkap hama yang menggunakan metode cahaya untuk dapat menarik atau tertangkapnya hama pada suatu perangkap . dari hasil pengamatan yang telah kami dapat adalah adanya beberapa jenis serangga yang terperangkap pada light trap ini jenis adalah lege, ngengat, belalang, kupu-kupu,kecoa, laba-laba, kungkang dan kungkang . Namun jenis hama yang terperangkap pada laight trap ini adalah belalang . belalang yang kami temukan pada perangkap adalah belalang daun (Locusta migratoria). Ciri-ciri hama ini adalah tubuhnya berwarna hijau daun. Serangan yang biasa dilakukan oleh belalang daun ini adalah memakan daun pada tanaman . Belalang (Locusta, sp) merupakan serangga yang dapat merugikan tanaman budidaya (tanaman Kelapa Sawit, Tebu, Jeruk dan Mangga) karena selain memakan rumput-rumputan juga dapat memakan bagian tanaman Kelapa Sawit (daun muda). Belalang (Locusta, sp) ini masuk dalam kategori, Kelas: Insekta, Ordo: Orthoptera, Famili: Acridida, Genus: Locusta, Species: Locusta migratori (Oda, 1997). Berikut akan diuraikan deskripsi dan siklus hidup Belalang (Locusta, sp):
Deskripsi : Pada fase hidup menyendiri, Belalang jantan mempunyai ukuran panjang 30 – 40 mm dan betina 30 – 70 mm. Namun dalam fase berkelompok, ukuran pejantan lebih besar yaitu 42 - 45 mm dan betina 37 - 60 mm. Warna kulit Belalang ini beraneka warna, di mana Belalang dewasa berwana hijau keabu-abuan sampai kehitam-hitaman. Namun Belalang muda berwarna kehitam-hitaman dan kehijauan (tergantung fasenya). Bentuk sayap berbintik-bintik.
Biologi : Belalang (Locusta sp) ini menyerang tanaman tergantung pada keadaan iklim (terutama musim kemarau atau kering). Belalang (Locusta, sp) ini dapat hidup terpisah-pisah seperti di Sulawesi, Kalimantan dan Irian Jaya tetapi dari Philipina kadang-kadang datang secara berkelompok. Siklus hidup dari telur ke telur mencapai 70 - 110 hari, dengan masa inkubasi telur 15 hari, 30 - 50 hari untuk stadia larva dan aktivitas serangga dewasa dapat berlangsung sampai 50 hari. Telur-telur diletakkan pada permukaan tanah yang tidak tertutup. Belalang betina mampu bertelur sampai 200 butir pada 7 - 8 tempat. Pada serangan yang parah (hebat) keberadaan musuh alami belum dapat mengendalikan Belalang ini.
Tingkat Populasi Kritis : Belalang (Locusta sp) yang hidup secara individual atau terpisah-pisah dengan populasi yang sedikit belum dapat merusak tanaman Kelapa Sawit. Keberadaan Belalang yang hidup berkelompok atau individual dapat dideteksi dengan cara sampling hama dewasa di lapang. Pada fase dewasa ini, hama Belalang memiliki ciri-ciri khas yaitu memiliki dada yang berkerut. Apabila ditemukan Belalang secara berkelompok pada tingkat populasi tinggi, maka dianjurkan pemberantasan harus segera dilakukan. Pyretroid akhir-akhir ini banyak digunakan dan memberikan hasil yang sangat baik untuk membasmi hama pada tanaman muda
Belalang Locusta migratoria pada saat fase dewasa atau fase reproduktif hidup berkelompok. Pada fase ini akan melangsungkan perkawinan, mengandung dan meletakkan telur pada tempat berkelompok itu juga. Setelah masa mengandung, belalang ini akan meletakkan telur-telurnya pada hamparan tanah secara berkelompok. Pasca bertelur merupakan akhir dari satu siklus Belalang ini, di mana generasi baru atau fase larva akan muncul sebagai individu baru. Pada saat inilah akan dilakukan pengendalian fase larva ini. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan memutus siklus hidup Belalang ini.

Kumbang adalah salah satu binatang yang memiliki penampilan seperti kebanyakan spesies serangga. Ordo Coleoptera, yang berarti "sayap berlapis", dan berisi spesies yang sering dilukiskan di dalamnya dibanding dalam beberapa ordo lain dalam kerajaan binatang. Empat puluh persen dari seluruh spesies serangga adalah kumbang (sekitar 350,000 spesies), dan spesies baru masih sering ditemukan. Perkiraan memperkirkan total jumlah spesies, yang diuraikan dan tidak diuraikan, antara 5 dan 8 juta. Kumbang dapat ditemukan hampir di semua habitat, namun tidak diketahui terjadi di lautan atau di daerah kutub. Interaksi mereka dengan ekosistem mereka dilakukan dengan berbagai cara. Mereka sering makan pada tumbuhan dan jamur, merusak pertahanan binatang dan tumbuhan, dan memangsan invertebrata lain. Beberapa spesies dimangsa berbagai binatang seperti burung dan mamalia. Jenis tertentu merupakan hama agrikultur, seperti Kumbang kentang Colorado Leptinotarsa decemlineata, Kumbang tanaman kapas Anthonomus grandis, kumbang tepung merah Tribolium castaneum, dan kumbang mungbean atau cowpea Callosobruchus maculatus, spesies kumbang lainnya adalah kotrol penting hama agrikultur. Seperti contoh, coccinellidae (ladybirds atau "kumbang tutul") yang mengonsumsi aphid, hama pohon, thrips, dan serangga penghisap tanaman lainnya yang menyebabkan kerusakan panen tanaman.

VII.             KESIMPULAN
Pada data yang telah kami dapatkan dalam pengerjaan praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa adanya serangga yang menyukai pada cahaya . jenis serangga yang terkena pada light trap ini adalah belalang daun, lege, kupu-kupu,dll. Namun yang merupakan jenis hama pada komoditi jagung adalah belalang daun dan lege . hasil dari 3 pengamatan adanya jenis lege yang dominan . ini menandakan bahwa jenis lege ini menyukai cahaya sehingga lege dapat terperangkap pada light trap ini. Adanya perangkap hama ini tentunya dapat memudahkan dalam pengendalian hama bagi suatu komoditi tersebut.
VIII.           DAFTAR PUSTAKA
·         Poul Beckmann, Living Jewels: The Natural Design of Beetles ISBN 3-7913-2528-0
·         Arthur V. Evans, Charles Bellamy, and Lisa Charles Watson, An Inordinate Fondness for Beetles ISBN 0-520-22323-3

2 komentar: