I.
PENDAHULUAN
Perangkap adalah tempat atau alat
yang digunakan untuk menangkap hama yang diberi umpan. Pengendalian hama
terpadu merupakan pengendalian dengan cara meminimalisir penggunaan pestisida
kimia. Pengen dalian hama yang ramah lingkungan dapat dikendalikan dengan
pengendalian fisik dan mekanik . salah satu pengendalian fisik dapat dilakukan
dengan cara penggunaan lampu perangkap, sedangkan pengendalian mekanik dapat
dilakukan memasang perangkap yang diberi zat-zat kimia yang dapat menarik atau
melekatkan maupun yang membunuh hama. Umumnya serangga tertarik dengan
cahaya,warna, aroma makanan atau bau tertentu . serangga tertentu juga lebih
tertarik terhadap warna . warna yang
disukai serangga biasanya warna-warna kontras seperti warna kuning cerah. Hal
yang perlu diperhatikan dalam penggunaan perangkap adalah sebagai berikut :
ukuran atau jenis serangga yang akan ditangkap, kebiasaan keluar : siang atau
malam hari, stadium perkembangan serangga, makanan kesukaannya, warna
kesukaannya , kekuatan atau kemampuan hama untuk berinteraksi terahadap jerat
dan cara terbang hama .
·
Tujuan Praktikum
Dalam praktikum ini mahasiswa dilatih
untuk membuat dan mengaplikasikan perangkap hama berupa perangkat warna, aroma,
dan cahaya . selain itu mahasiswa diharuskan mengawasi atau mengontrol
penangkapan secara teratur . dengan perangkap hama kita dapat melihat
perkembangan populasi hama .
·
Manfaat Praktikum
Manfaat dalam praktikum ini adalah
mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan perangkap hama secara
langsung .
·
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Praktikum
Lokasi dalam pengerjaan praktikum ini
bertempat di kawasan lahan jagung jalan soekarnao hatta , Cibiru, Kota Bandung
. Pada tanggal 01, 03, dan November 2012
II.
POKOK BAHASAN
Setelah menyelesaikan praktikum,
mahasiswa mampu merakit perangkap hama dan pengaplikasikan serta dapat
menganalisis atau mengamati jenis hama
yang dapat masuk ke dalam perangkap tersebut .
III.
LOKASI PRAKTIKUM
Lokasi dalam pengerjaan praktikum ini bertempat di kawasan
lahan jagung jalan soekarno hatta , Cibiru,
Kota Bandung . Pada tanggal 01, 03, dan 08 November 2012
IV.
BAHAN DAN ALAT (Light Trap)
Bahan dan Alat
|
1.
Lampu Pantromaks
2.
Wadah besar
3.
Air
4.
Deterjen
5.
3 buah patok bambu
|
·
Prossedur Pelaksanaan Praktikum
1.
Buat 3
patok bambu membentuk segitigaa, gantung lampu pantromaks di tengah-tengah
bambu yang bersinanggungan
|
2.
Buat
segitiga kecil yang dipasang ditengah-tengah bambu penyangga utama
|
3.
Simpan
wadah besar diatas segitiga ersebut kemudian diisi air 1/3 wadahnya dan
dicampur dengan minyak
|
4.
Simpan
perangkap pada lahan yang akan diamati pada malam hari.
|
5.
Amati
selama 1 minggu hama yang terperangkap oleh perangkap ini dan analisis jenis
hamanya.
|
V.
HASIL PENGAMATAN
Pengamatan Pertama pada tanggal 01 November 2012
|
Jenis Hama
|
1. Lege = 9
2. Belalang =
3
3. Kungkang =
1
4. Kupu-kupu=
3
·
Besar 1
·
Kecil 2
|
|
Pengamatan ke dua
pada tanggal 03 November 2012
|
Jenis
Hama
|
1. Lege = 7
2. Ngengat =1
3. Laba-laba
= 1
|
|
Pengamatan ke tiga
pada tanggal November 2012
|
Jenis hama
|
1. Lege = 3
2. Kupu-kuu=1
3. Kecoa = 3
|
VI.
PEMBAHASAN
Pada
praktikum kali ini dengan menggunakan perangkap hama ligth trap. Light trap
yaitu suatu perangkap hama yang menggunakan metode cahaya untuk dapat menarik
atau tertangkapnya hama pada suatu perangkap . dari hasil pengamatan yang telah
kami dapat adalah adanya beberapa jenis serangga yang terperangkap pada light
trap ini jenis adalah lege, ngengat, belalang, kupu-kupu,kecoa, laba-laba,
kungkang dan kungkang . Namun jenis hama yang terperangkap pada laight trap ini
adalah belalang . belalang yang kami temukan pada perangkap adalah belalang
daun (Locusta migratoria). Ciri-ciri hama
ini adalah tubuhnya berwarna hijau daun. Serangan yang biasa dilakukan oleh
belalang daun ini adalah memakan daun pada tanaman . Belalang (Locusta, sp) merupakan serangga
yang dapat merugikan tanaman budidaya (tanaman Kelapa Sawit, Tebu, Jeruk dan
Mangga) karena selain memakan rumput-rumputan juga dapat memakan bagian tanaman
Kelapa Sawit (daun muda). Belalang (Locusta, sp) ini masuk dalam kategori,
Kelas: Insekta, Ordo: Orthoptera, Famili: Acridida, Genus: Locusta, Species:
Locusta migratori (Oda, 1997). Berikut akan diuraikan deskripsi dan siklus
hidup Belalang (Locusta, sp):
Deskripsi : Pada fase hidup menyendiri, Belalang jantan mempunyai ukuran panjang 30 – 40 mm dan betina 30 – 70 mm. Namun dalam fase berkelompok, ukuran pejantan lebih besar yaitu 42 - 45 mm dan betina 37 - 60 mm. Warna kulit Belalang ini beraneka warna, di mana Belalang dewasa berwana hijau keabu-abuan sampai kehitam-hitaman. Namun Belalang muda berwarna kehitam-hitaman dan kehijauan (tergantung fasenya). Bentuk sayap berbintik-bintik.
Deskripsi : Pada fase hidup menyendiri, Belalang jantan mempunyai ukuran panjang 30 – 40 mm dan betina 30 – 70 mm. Namun dalam fase berkelompok, ukuran pejantan lebih besar yaitu 42 - 45 mm dan betina 37 - 60 mm. Warna kulit Belalang ini beraneka warna, di mana Belalang dewasa berwana hijau keabu-abuan sampai kehitam-hitaman. Namun Belalang muda berwarna kehitam-hitaman dan kehijauan (tergantung fasenya). Bentuk sayap berbintik-bintik.
Biologi : Belalang (Locusta sp) ini menyerang
tanaman tergantung pada keadaan iklim (terutama musim kemarau atau kering).
Belalang (Locusta, sp) ini dapat hidup terpisah-pisah seperti di Sulawesi,
Kalimantan dan Irian Jaya tetapi dari Philipina kadang-kadang datang secara
berkelompok. Siklus hidup dari telur ke telur mencapai 70 - 110 hari, dengan
masa inkubasi telur 15 hari, 30 - 50 hari untuk stadia larva dan aktivitas
serangga dewasa dapat berlangsung sampai 50 hari. Telur-telur diletakkan pada
permukaan tanah yang tidak tertutup. Belalang betina mampu bertelur sampai 200
butir pada 7 - 8 tempat. Pada serangan yang parah (hebat) keberadaan musuh
alami belum dapat mengendalikan Belalang ini.
Tingkat
Populasi Kritis
: Belalang (Locusta sp) yang hidup secara individual atau terpisah-pisah dengan
populasi yang sedikit belum dapat merusak tanaman Kelapa Sawit. Keberadaan
Belalang yang hidup berkelompok atau individual dapat dideteksi dengan cara
sampling hama dewasa di lapang. Pada fase dewasa ini, hama Belalang memiliki
ciri-ciri khas yaitu memiliki dada yang berkerut. Apabila ditemukan Belalang
secara berkelompok pada tingkat populasi tinggi, maka dianjurkan pemberantasan
harus segera dilakukan. Pyretroid akhir-akhir ini banyak digunakan dan
memberikan hasil yang sangat baik untuk membasmi hama pada tanaman muda
Belalang Locusta migratoria pada saat fase dewasa atau fase reproduktif hidup berkelompok. Pada fase ini akan melangsungkan perkawinan, mengandung dan meletakkan telur pada tempat berkelompok itu juga. Setelah masa mengandung, belalang ini akan meletakkan telur-telurnya pada hamparan tanah secara berkelompok. Pasca bertelur merupakan akhir dari satu siklus Belalang ini, di mana generasi baru atau fase larva akan muncul sebagai individu baru. Pada saat inilah akan dilakukan pengendalian fase larva ini. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan memutus siklus hidup Belalang ini.
Belalang Locusta migratoria pada saat fase dewasa atau fase reproduktif hidup berkelompok. Pada fase ini akan melangsungkan perkawinan, mengandung dan meletakkan telur pada tempat berkelompok itu juga. Setelah masa mengandung, belalang ini akan meletakkan telur-telurnya pada hamparan tanah secara berkelompok. Pasca bertelur merupakan akhir dari satu siklus Belalang ini, di mana generasi baru atau fase larva akan muncul sebagai individu baru. Pada saat inilah akan dilakukan pengendalian fase larva ini. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan memutus siklus hidup Belalang ini.
Kumbang adalah salah satu binatang yang
memiliki penampilan seperti kebanyakan spesies serangga. Ordo Coleoptera, yang berarti "sayap
berlapis", dan berisi spesies yang sering dilukiskan di dalamnya
dibanding dalam beberapa ordo lain dalam kerajaan binatang. Empat puluh persen dari seluruh spesies serangga
adalah kumbang (sekitar 350,000 spesies), dan spesies baru masih sering
ditemukan. Perkiraan memperkirkan total jumlah spesies, yang diuraikan dan
tidak diuraikan, antara 5 dan 8 juta. Kumbang dapat ditemukan hampir di semua
habitat, namun tidak diketahui terjadi di lautan atau di daerah kutub. Interaksi mereka dengan ekosistem mereka dilakukan dengan berbagai
cara. Mereka sering makan pada tumbuhan dan jamur, merusak pertahanan binatang dan tumbuhan, dan memangsan invertebrata lain. Beberapa spesies dimangsa
berbagai binatang seperti burung dan mamalia. Jenis tertentu merupakan hama
agrikultur, seperti Kumbang kentang Colorado Leptinotarsa decemlineata, Kumbang tanaman kapas Anthonomus grandis, kumbang
tepung merah Tribolium castaneum, dan kumbang mungbean atau cowpea Callosobruchus
maculatus, spesies kumbang lainnya adalah kotrol penting hama agrikultur.
Seperti contoh, coccinellidae (ladybirds atau "kumbang
tutul") yang mengonsumsi aphid, hama pohon, thrips, dan serangga penghisap tanaman lainnya yang menyebabkan
kerusakan panen tanaman.
VII.
KESIMPULAN
Pada data yang telah kami dapatkan dalam pengerjaan praktikum
ini, dapat disimpulkan bahwa adanya serangga yang menyukai pada cahaya . jenis
serangga yang terkena pada light trap ini adalah belalang daun, lege,
kupu-kupu,dll. Namun yang merupakan jenis hama pada komoditi jagung adalah
belalang daun dan lege . hasil dari 3 pengamatan adanya jenis lege yang dominan
. ini menandakan bahwa jenis lege ini menyukai cahaya sehingga lege dapat
terperangkap pada light trap ini. Adanya perangkap hama ini tentunya dapat
memudahkan dalam pengendalian hama bagi suatu komoditi tersebut.
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
·
Arthur V. Evans,
Charles Bellamy, and Lisa Charles Watson, An Inordinate Fondness for Beetles
ISBN 0-520-22323-3
wooooooow makasiiiiiiih
BalasHapussamasama semoga membantu anda *sok bijak ,, hehehe
BalasHapus